Minggu, 27 November 2011

cerita dibalik final sepak bola Sea Games 2011
















Final Sepak Bola Sea Games 2011 mempertemukan kedua musuh bebuyutan antara Indonesia U-23 melawan Malaysia U-23. Setelah bertemu di fase grup, keduanya bertemu kembali di partai final setelah mengalahkan lawan-lawannya. Stadion Utama Gelora Bung Karno menjadi saksi final yang dimenangkan Malaysia melalui adu penalti pada 21 November 2011. Banyak cerita menarik dibalik partai final yang juga merupakan adu gengsi antar kedua negara. mulai dari kematian dua penonton, para calon penonton yang membakar loket pembelian tiket, harga tiket yang menggila di 'pasar gelap', hingga macet yang luar biasa. semuanya menjadi cerita tak terlupakan dari senayan.

minggu siang itu 20 November 2011, saya bersama teman dan pacarnya berniat untuk membeli tiket final sepak bola Sea Games yang akan diselenggarakan keesokan harinya. Senayan begitu terlihat begitu ramai oleh para pendukung setia Garuda, termasuk kami. sesampainya di loket pembelian tiket, para calon penonton mendapat kabar bahwa tiket telah habis di loket tersebut dan dipindahkan ke loket 5. namun setelah ditunggu beberapa menit, tidak kunjung dibuka. sehingga semua orang menuju ke kantor PSSI untuk mencari kejelasan loket pembelian tiket. Setelah pihak PSSI memberitahukan bahwa dipindahkan ke loket yang berada di parkir timur, para calon penonton berbondong-bondong menuju parkir timur senayan, dengan sedikit rasa jengkel tentunya. Sesampainya di depan Istora Senayan, tidak disangka massa merusak fasilitas umum yang disediakan panitia Sea Games. seperti menjungkirbalikkan booth-booth sponsor dan melempari kaca Istora. namun tidak lama kemudian, kami bertiga sedikit kaget dengan terlihatnya kepulan asap hitam dari depan Istora. Dan ternyata loket pembelian tiket telah dibakar oleh massa yang sudah terlanjur jengkel atas ketidakjelasan sistem pembelian tiket. Suasana depan Istora pun begitu kacau, pecahan kaca berserakan, booth sponsor yang terjungkirbalik, hingga kepulan asap hitam dari loket. Para petugas keamanan pun tidak dapat berbuat banyak dengan jumlah petugas keamanan yang sedikit dibandingkan massa yang memadati parkir timur.

Niat kami untuk menyaksikan laga final itu pun sedikit berkurang. Namun setelah mendapatkan kabar dari seorang teman yang dapat membantu kami mendapatkan tiket, semangat untuk mendukung Timnas bersama delapan ribuan penonton lainnya pun kembali menggelora. Tapi kami diharuskan menyetorkan uang sore itu lewat ATM, dimana hari minggu kebanyakan bank tutup dan jumlah di rekening pun belum tentu mencukupi.Untungnya teman kami itu menawarkan menyetorkan uang lewat ATM miliknya. Harga yang ditawarkan oleh teman kami pun melonjak naik hingga 120 % dari harga normal yang hanya Rp 25.000 untuk kategori 4. dan kami hanya mendapatkan kwitansi untuk pembelian 6 tiket. dengan kata lain hanya Presale. Dia menyetorkan untuk 6 orang termasuk 3 orang teman kami yang menitip. namun setelah mereka bertiga diberi kabar bahwa harganya naik, mereka membatalkan untuk membayarnya. masalah pun muncul. bagaimana kami harus menutup harga tiket yang sudah kami pesan sebelumnya. berbagai ide pun muncul. yang pertama : menjualnya langsung ke penonton di Senayan keesokan harinya, kedua : menawarkan ke teman lainnya lewat handphone, ketiga : menjualnya di situs Forum Jual Beli Kaskus. namun ide yang pertama justru menjadi opsi terakhir kami karena lebih cepat kami mendapatkan peminat ketiga tiket tersebut lebih baik sehingga kami tidak perlu menanggung biaya. opsi kedua dan ketiga menjadi pilihan yang kami lakukan bersamaan. Di Kaskus, kami membuat lapak penjualan tiga tiket secara paketan. diketika itu juga saya menawarkan beberapa teman untuk membeli tiket tersebut. alhasil teman saya berminat untuk membelinya ketiga tiket tersebut. Kembali ke Kaskus, ternyata harga yang ditawarkan semakin menggila. Juragan-juragan lapak mencoba memainkan harga. Dengan harga normal hanya Rp 25.000, Di salah satu Thread kami menemukan juragan yang menjual tiket kategori-4 dengan harga Rp 600.000 untuk empat tiket. gila!. Hingga kami tergiur untuk lebih memilih menjualnya di Kaskus. Tapi karena sudah melakukan perjanjian pembelian tiket kepada seorang teman, kami urung untuk menjualnya di Kaskus. Hari itu pun usai. walau hanya untuk mendapatkan beberapa lembar tiket, namun terasa seperti menonton langsung di dalam stadion. Sungguh melelahkan. Siap-siap untuk esok final yang kami nanti-nantikan.

Senin 21 November 2011 hari yang dinantikan tiba, namun teman saya mengabarkan bahwa tiga tiket yang kami janjikan untuk teman saya ternyata akan dibeli oleh ayahnya. dilema pun muncul di otak saya. bagaimana caranya membatalkan perjanjian yang telah saya lakukan dengan teman saya. tapi di lain sisi yang akan membeli adalah orang tua teman saya. dan saya putuskan untuk memberikan tiket itu kepada ayah dari teman saya. tentu harus dengan sedikit berbohong kepada teman saya bahwa tiket yang saya janjikan sudah habis. walau hati sangat tidak nyaman dengan apa yang saya katakan. menyesal telah berbohong.

Dan akhirnya berangkat juga ke Senayan. Berjanjian dengan teman akan ketemu di Hall Basket Senayan. Jalan menuju senayan begitu terlihat merah oleh pendukung timnas sore itu. Bertambah pula semangat ini untuk teriak di dalam Stadion Utama Bung Karno. Namun semangat itu pula kembali fluktuatif ketika sampai di jalan Asia Afrika. Macet tak bisa dihindari ketika kendaraan bermotor ingin memasuki ke kawasan Senayan bertemu dengan kendaraan yang ingin keluar. Hingga menyita waktu yang cukup banyak terjebak dalam kemacetan itu. Niat untuk memarkirkan motor di Hall Basket pun urung, hingga saya parkirkan di pinggir jalan Asia Afrika. Dan ternyata teman saya pun melakukan hal yang sama. haha. hingga sore hari, tiga lajur Jalan Asia Afrika pun hanya tersisa satu lajur untuk lalu lintas kendaraan. tak terkira lagi berapa banyak motor yang berada di senayan. Akhirnya ketemu juga dengan teman saya dengan pacarnya di depan Hall Basket. Namun harus menunggu lagi adik, ayah dan sepupunya. Cukup lama pula kami menunggu, hingga tak disangka-sangka sepertinya saya melihat seorang wanita yang dulu pernah menjadi pacar saya waktu jaman SMA. oh tidak! haha. Dia melihat saya dengan sedikit kaget, dan saya juga agak tersenyum kaget melihatnya. aduhhh ojan! haha. Dia memanggil saya dan bertanya bersama siapa. Sekejap saya menjawab namun sepertinya pertemuan itu terasa sangat singkat karena lalu lalang penonton yang sangat padat tidak memungkinkan saya untuk mengobrol lama. Dan saya lihat di juga bersama seorang temannya, jadi sangat tidak mungkin untuk sekedar ngobrol. Tidak lama kemudian bertemulah kita dengan adik, ayah dan sepupu teman saya. Tapi lagi lagi kami berenam harus menunggu teman saya untuk mendapatkan tiket. setelah mengabarkan dirinya berada di Ratu Plaza, saya dan teman berdua menuju Ratu Plaza unuk mengambil tiket yang dijanjikan. Dimana tiket itu dipegang oleh teman dari pacarnya teman saya. Waktu telah menunjukkan pukul 17.30, yang berati kick off pertandingan akan dimulai sekitar satu setengah jam lagi. Kami berdua berlari kecil menuju Ratu Plaza yang berjarak sekitar satu kilometer dari Plaza Barat Senayan untuk menghemat waktu. Walaupun tidak dapat medali, kami berdua serasa menjadi juara lari marathon untuk enam lembar tiket. haha. Sesampainya di Ratu Plaza, beberapa orang juga menunggu untuk mendapatkan tiket. Waktu menunjukkan pukul 18.15, saya putuskan untuk menunaikan Sholat Maghrib di musholla yang berada di Basement. Setelah sholat, muka terasa segar kembali oleh air wudhu, lagi lagi kami harus menunggu orang yang dinantikan. Namun teman kami yang menjadi perantara tiket tersebut pun sudah bosan dan pergi ke Serpong untuk nonton bersama dengan pacarnya. Tinggal kami berdua bersama rombongan lain yang membawa nama Indo Barca. Setelah beberapa lama, kami dikabarkan bahwa yang memegang tiket berada di Plaza Barat. Dengan sedikit jengkel kami kembali ke Plaza Barat. Lagi-lagi harus berlari kecil. Sesampainya, kami harus mengantri untuk mendapatkan enam tiket kategori-4. cukup memakan waktu atas ketidaksabaran, akhinya ada beberapa orang yang membatalkan untuk membeli tiket tersebut. Hap! enam tiket sudah kami pegang. Kami mencari empat orang lainnya yang kemudian lari menuju Stadion Utama Gelora Bung Karno. Tidak bisa lagi untuk menahan rasa ingin membuang air kecil, kami memutuskan untuk buang air kecil di semak-semak Plaza Barat Senayan. hahahahaha. Bukan untuk ditiru dan tidak bermaksud sengaja, tapi karena Toilet umum yang sangat susah dicari di kerumunan ribuan orang yang lalul lalang. Kami harus berlarian lagi mencari pintu masuk. Setelah berdesak-desakan, dorong-dorongan, akhirnya kami berlima masuk ke dalam stadion setelah sebelumnya sepupu dai teman saya berpisah untuk bergabung bersama temannya. lagi dan lagi kami harus berlarian mencari sektor yang masing kosong. Dan sampailah di Sektor 20 yang tepat berada di Atas VIP. Sudut pandang yang sangat ideal untuk menonton langsung karena kami berada tepat di tengah-tengah garis tengah lapangan. Dan kami bertepatan berada di tribun ketika Kesebelasan Malaysia Memulai menyanyikan lagu nasionalnya. dibarengi suara sorakan dari pendukung timnas, nyanyian lagu nasional Malaysia begitu tidak khidmat oleh ulah pendukung timnas yang sebenarnya tidak bertindak sportif. Mungkin juga mereka berulah karena selama ini ulah Malaysia yang selalu merongrong Indonesia yang mereka nilai pantas untuk diberi sorakan. Dan ini juga yang menjadi bumbu penyedap laga final panas malam itu. Dan akhirnya Indonesia Raya berkumandang di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Semua penonton berdiri dan membuat paduan suara yang membuat saya merinding. Karena ini adalah pengalaman pertama saya menonton langsung ke Stadion Utama Gelora Bung karno setelah sebelumya belum mempunya kesempatan untuk menyaksikan langsung. Semangat begitu mengggelora bersama delapan puluh ribuan pendukung timnas lainnya. Hingga Peluit Tanda Kick Off babak pertama dimulai tidak henti-hentinya berteriak IN-DO-NE-SIA dengan diselingi tepukan tangan.















Jalannya Pertandingan
Sejak menit awal pertandingan, Indonesia terus menyerang lewat Striker hebat seperti Patrich Wanggai, Titus Bonai dengan didukung lini tengah yang solid seperti Andik Vermansyah, Okto Maniani, Egy Melgiansyah. Hingga menit ke , berawal dari tendangan sudut, Gunawan Dwi Cahyo berhasil menyarangkan bola ke Gawang Malaysia yang dijaga Haerul Fahmi lewat tandukan kepala tanpa pengawalan yang ketat dari pemain-pemain Malaysia. Namun setelah gol tersebut, permainan di kuasai oleh Malaysia. Lewat jendral lapangan tengah mereka, Badrool, aliran bola dari tengah menuju daerah bertahan Indonesia begitu lancar. Beberapa kali tendangan terarah dari Badrool mengancam gawang Indonesia yang dijaga Kurnia Mega. begitu pula sisi sayap, sesekali mengancam dengan gerakan-gerakan menusuk dari Ibrahim. dan pada akhirnya gol yang menyamakan kedudukan lahir dari Omar Mohd Asraruddin lewat kelengahan lini belakang yang dibombardir oleh Malaysia. Babak pertama pun usai dengan kedudukan 1-1.
Babak dimulai, Indonesia mengambil inisiatif serangan melalui kedua sayap mereka yang memiliki kecepatan dan permainan bek sayap Diego Mithcel yang sangat impresif dengan kemampuan overlapnya yang baik. Lewat umpan umpan silang mereka mengirimkan bola kepada Patrich wanggai dan Titus Bonai. Namun rapatnya pertahanan dan kesigapan kiper Malaysia berhasil menggagalkan kesempatan-kesempatan yang mereka buat. Beberapa kali Malaysia menyerang dengan pola yang sama seperti babak pertama. Sesekali tendangan kapten Malaysia mengarah tepat ke gawang. Namun Kurnia Mega sangat siap untuk mrngantisipasi tendangan jarak jauh seperti itu. Hingga berakhir pula babak kedua dengan skor 1-1.
tambahan 2x15 menit pun dilakukan, tapi tidak merubah keadaan sehingga harus dilanjutkan dengan babak adu penalti. Indonesia mengambil tendangan pertama. Titus Bonai berhasil menyarangkan bola dengan sempurna. Namun tidak diikuti dengan Gunawan Dwi Cahyo yang tendangan yang membentur tiang gawang. Kemudian Egy Melgiansyah berhasil menipu Kiper Malaysia. Asa muncul ketika tedangan pemain Malaysia berhasil di tepis oleh Kurnia Mega. Namun penendang keempat Indonesia, Ferdinand Sinaga sangat mudah ditebak oleh Khaerul Fahmi. Asa merebut emas kembali sirna. Bola tendangan penendang keempat Malaysia berhasil melewati garis setelah ditepis oleh Kurnia Mega. Sekejap semua tertunduk lesu. Emas yang dinanti nanti sejak empat belas tahun lamanya tidak kembali sirna sudah direbut Malaysia.

Walaupun gagal merebut medali emas, namun kebanyakan orang tidak terlalu kecewa dengan Tim Nasional U-23. mereka telah menunjukkan permainan sepak bola yang sangat baik. Semangat berjuang pantang menyerah telah mereka tunjukan di lapangan hijau. Setidaknya keringat mereka terapresiasikan dengan raihan perak yang melengkapi raihan medali Indonesia yang menjadi juara umum di Sea Games ke-26 tersebut.













dan juga keesokan harinya saya melihat berita di televisi bahwa dua orang penonton telah meninggal terinjak-injak dalam antrian masuk stadion. Sedikit kaget juga, karena mungkin kejadiannya tidak jauh dari saya berada. Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT. Dan juga teman saya mengabarkan bahwa banyak yang tertipu atas penjualan tiket-tiket di Kaskus. Wow! andaikan kami jadi menjualnya di Kaskus, entah bagaimana ceritanya.

Dan momen itu pun tidak pernah terlupakan oleh saya dan yang lainnya. Dimana banyak sekali cerita menarik yang saya dapatkan. Tetap dukung sepak bola Indonesia demi kemajuan persepakbolaan Indonesia di masa depan.



Tidak ada komentar: