Minggu, 05 Februari 2012

The Sun Still Shine

Bismillah
The Sun Still Shine


Buka mata percikkan air ke muka. Dingin! Tapi ada yang lebih penting dari dingin itu sendiri. Awal yang baik untuk mengawali hari. Meja makan yang biasanya sepi, terisi. Uang yang biasanya tercukupi juga dilebihi. Apa yag terjadi?

Kepulan asap knalpot pencari rejeki pagi hari setia menemani kemacetan pinggiran ibukota. Tujuan mereka sama, menghidupi keluarga. Terselip pemuda yang beranjak dewasa mencari pengalaman kerja untuk kali pertama. Namun kemacetan memaksa dia untuk melewati sebuah pasar demi memotong masa. Yang terjadi justru sebaliknya, Dia dipaksa untuk melihat ke bawah. Ada kehidupan lain yang pernah membesarkannya. Nak, jangan pernah berbesar kepala. Terbersit pikiran jernih untuk memotivasi Dirinya.

Dua jam sebelum waktu yang ditentukan menunggu teman-teman yang selalu bersama dari awal mencari dua lembar yang berharga. Mereka saling tertawa. Tertawa melihat pakaian yang sebelumnya terlihat tidak pantas untuk dikenakan. Hahahaha. Hingga satu jam sebelum waktu yang ditentukan, beranjaklah mereka dari bangku di bawah pohon yang rindang di samping warung pinggir jalan. Kopaja Si raja jalanan pun hampir tertabrak. mengikuti seorang temannya yang tahu jalan-jalan tikus menuju tempat tujuan. Dan perjalanan mereka sepertinya begitu singkat. Raut optimis kembali terbit di wajah setelah terbenam di ufuk macet.

Pengalaman pertama, ya pengalaman pertama! Mengisi identitas dan mendeskripsikan diri dalam satu paragraf. Seperti mengerjakan tugas mengarang bebas dari guru bahasa Indonesia. Dan sepertinya hal ini tidak menjadi halangan bagi dirinya. Hingga menunggu untuk menguji kemampuan dalam menempelkan jari di papan. Sepertinya bukan hambatan bagi dirinya, namun waktu telah ditentukan. Hampir kata yang tepat. Kemudian dalam ujian mengolah angka, Hampir pun jadi kata yang tepat. kemudian ujian tentang kejiwaan. bukan halangan karena tidak waktu yang ditentukan. Dan akhirnya wawancara. Pewawancara seperti tidak melihat keselarasan antara ilmu yang Dia dapat dengan pekerjaan yang Dia inginkan. Dia pun menjawab dengan gaya bicaranya yang khas. Seperti ingin menastikan bahwa Dia pantas untuk mendapatkannya.

Selesai. Teman-temannya telah menyelesaikannya telebih dahulu. Masih ada seorang teman yang harus mereka tunggu. Bertukar cerita sebelumnya. Saling menertawakan pengalaman masing-masing. sepertinya ujian mendapatkan kerja tadi tidak jauh dengan prosesi contek-mencontek bersama-sama dalam ujian waktu kuliah. Haha. Dimanapun, kapanpun gerombolan gangster baik hati yang sangat menghormati orang tua itu selalu menjadi pusat perhatian karena ulah mereka yang membuat tertawa setiap orang.

Akhirnya setelah semua selesai, mereka beranjak pulang menuju tempat berkumpul sebelumnya. Waktunya telah tiba, Sholat menjadi ritual yang menenangkan setelah mengejar hal duniawi. Wajahnya kembali segar oleh dingin air wudhu. Kemudian yang mereka cari adalah makanan pengganjal perut. Dan sangat 'mahasiswawi' ketika mereka mencari kekenyangan dengan selembar lima ribu rupiah atau lima lembar seribu rupiah.

Setelah kenyang seharga lima ribu, kembalilah mereka ke tempat biasa mereka berkumpul. Di rumah seorang pacar teman mereka yang berada tidak jauh dari kampus. Sebagai pengalaman pertama bagi kebanyakan dari mereka, merupakan hal yang menarik untuk diperbincangkan siang itu. Mulai dari awal berangkat dari rumah mereka masing-masing hingga mereka mengikuti tes. Cuaca dingin dan angin pengantar hujan siang itu sepertinya menjadi penutup mata yang ampuh. Terlelap dia dan teman-temannya di teras depan rumah tanpa perdulikan lagi apa yang di sekitar. Satu jam cukup untuk menyegarkan badan yang lelah melewati macetnya ibukota. Air wudhu membuka mata lebih lebar. Sholat Ashar untuk kembali menghadap Sang Pencipta. Doa pun tidak luput dari ucapan selesainya. Saatnya Dia pulang untuk mengikuti pengajian di lingkungan rumahnya. Namun sepertinya ada yang hilang. Tas yang diletakkann di bangku ternyata tidak ada. Dan dia sadar, ini merupakan sebuah kerajinan tangan teman-temannya. Tidak ada dari temannya yang mengaku mengetahuinya. Hari itu adalah hari yang sangat spesial baginya. Karena itu adalah hari ulang tahunnya. Pada awalnya Dia berfikir untuk tidak melakukan hal-hal aneh sepanjang hari itu, namun tidak dengan teman-temannya. Seperti tidak ingin melewatkan kesempatan untuk berbuat kejahilan. Tapi lama kelamaan dia tidak lagi bisa untuk memakluminya. Emosi hampir saja meluap. Karena cara yang dipakai teman-temannya menurut dia terlalu kekanakan. Kata-kata tidak pantas hampir saja terucap. Raut kesal terlihat jelas di wajahnya. Namun seperti itulah cerita klasik yang ada di setiap ritual ulang tahun orang-orang pada umumnya. emosi memuncak, dan setelah itu hal yang mengharukan sekaligus membahagiakan. Dan bisa ditebak jalan cerita setelah itu. Namun di setiap cerita mempunyai keunikannya masing-masing. Dan yang membuat sangat berbeda adalah dua potong kue gandasturi yang disusun kemudian diberi lilin kue ulang tahun sisa di atasnya. Sangat sederhana bukan? Dan yang pasti bagi dia itu momen yang sangat emosional. Marah berganti jadi tertawa dalam sekejap. Bagi dia itu adalah momen dimana kue yang begitu jauh dari kata mewah mewakili keadaan mereka sebagai mahasiswa beranjak dewasa yang mulai malu untuk selalu menadahkan tangan. Masa-masa sulit bagi sebagian mahasiswa. Tekanan dari dalam diri maupun dari luar. Tidak pantaslah untuk bermegah-megahan. Dibalut suasana yang begitu kekeluargaan, sore itu begitu membekas di pikirannya ketika mendapatkan telepon genggamnya bergetar. Ternyata ibunya menelpon menanyakan kabar. Karena jarang sekali ibunya bertanya lewat telepon, Dia berfikir inilah cara ibunya memberi ucapan. Itu merupakan bentuk ucapan ulang tahun yang sangat manis baginya. Tidak perlu ucapan selamat ulang tahun yang biasa, namun perhatian dan kasih sayangnya yang terpenting.

Dan jelaslah hari itu merupakan hari yang sangat membekas baginya. Bersama, serba apa adanya dan penuh cinta. Penuh makna dari awal membuka mata hingga kembali rumah.

Selalu bersyukur atas nikmat yang telah Allah SWT berikan. Selalu mencoba melakukan yang terbaik dan bermanfaat bagi setiap orang. Semangat!

Alhamdulillah

Tidak ada komentar: